Akhirnyaaaa setelah perjalanan super panjang yang penuh kesulitan, PSUMB berhasil meraih juara 1 GPMB 2018. Jujur, diantara kita semua gaada yang nyangka kita bisa juara karena lawan2 kita yang super keren dan dari diri sendiripun sering menganggap diri sendiri jelek banget.
Ada yang baru dari sistem penilaian GPMB ke 2018 ini, pada babak semifinal akan ada field judge yang mendengarkan langsung di lapangan untuk menilai secara dekat teknik para pemain. Namun pada hari ke 2, yaitu saat babak final, tidak ada lagi juri di lapangan, mereka tidak lagi menilai teknik namun akan menikmati shownya dan menilai berdasarkan feeling yang berhasil dideliver oleh para pemain.
Secara teknik, jujur saja kami sadar kami masih sangat tidak siap bahkan kami merasa selalu lebih buruk dari tahun - tahun sebelumnya. Terbukti, kami meraih juara 2 saat semifinal, dikalahkan oleh MB Gita Pakuan milik Pemprov Jawa Barat.
Saat hari final tiba, kami sedang bersiap untuk line up dan sedang briefing ketika tiba - tiba, pelatih kami menyarankan untuk melepas topi yang disambut positif dari kami semua. Hal ini bertujuan agar kami lebih nyaman dan emosi dari wajah kami juga mudah tersampaikan. Meskipun hari itu babak final, entah mengapa kami semua merasa lebih santai dan lepas sehingga waktu pentaspun kami tidak tegang dan hanya memikirkan untuk bermain yang terbaik.
Pada saat pengumuman juara dibacakan, juara - juara teknik banyak jatuh ke marching band lain yang membuat saya pesimis bahwa kami bisa juara, namun karena kami sudah bermain tanpa penyesalan dan menyiapkan diri untuk kalah, kami tetap bahagia. Maka, kami semua sangat kaget ketika akhirnya kami meraih juara.
Banyak terima kasih kami haturkan bagi pelatih kami karena sudah memberikan set yang begitu berkualitas dan selalu berjuang sampai akhir meskipun kami selalu membuat masalah. Juga kepada POTA yang senantiasa membantu dan melindungi kami serta seluruh pihak yang terus mendukung PSUMB. :)
Ada yang baru dari sistem penilaian GPMB ke 2018 ini, pada babak semifinal akan ada field judge yang mendengarkan langsung di lapangan untuk menilai secara dekat teknik para pemain. Namun pada hari ke 2, yaitu saat babak final, tidak ada lagi juri di lapangan, mereka tidak lagi menilai teknik namun akan menikmati shownya dan menilai berdasarkan feeling yang berhasil dideliver oleh para pemain.
Secara teknik, jujur saja kami sadar kami masih sangat tidak siap bahkan kami merasa selalu lebih buruk dari tahun - tahun sebelumnya. Terbukti, kami meraih juara 2 saat semifinal, dikalahkan oleh MB Gita Pakuan milik Pemprov Jawa Barat.
Saat hari final tiba, kami sedang bersiap untuk line up dan sedang briefing ketika tiba - tiba, pelatih kami menyarankan untuk melepas topi yang disambut positif dari kami semua. Hal ini bertujuan agar kami lebih nyaman dan emosi dari wajah kami juga mudah tersampaikan. Meskipun hari itu babak final, entah mengapa kami semua merasa lebih santai dan lepas sehingga waktu pentaspun kami tidak tegang dan hanya memikirkan untuk bermain yang terbaik.
Pada saat pengumuman juara dibacakan, juara - juara teknik banyak jatuh ke marching band lain yang membuat saya pesimis bahwa kami bisa juara, namun karena kami sudah bermain tanpa penyesalan dan menyiapkan diri untuk kalah, kami tetap bahagia. Maka, kami semua sangat kaget ketika akhirnya kami meraih juara.
Banyak terima kasih kami haturkan bagi pelatih kami karena sudah memberikan set yang begitu berkualitas dan selalu berjuang sampai akhir meskipun kami selalu membuat masalah. Juga kepada POTA yang senantiasa membantu dan melindungi kami serta seluruh pihak yang terus mendukung PSUMB. :)
Komentar
Posting Komentar